Cara Cepat Berhenti Rokok Elektrik Berdasarkan WHO
Rokok elektrik atau e-cigarettes sama berbahayanya dengan rokok konvensional, yaitu meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru-paru.
Banyak orang beralih ke vape atau rokok elektrik dengan harapan untuk bisa mengurangi kebiasaan merokok. Sayangnya, banyak yang keliru dengan mengatakan rokok elektrik jauh lebih aman. Sama halnya dengan rokok konvensional yang terbuat dari tembakau, vape pun juga bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Rokok elektrik, atau yang juga dikenal dengan e-cigarettes, adalah alat yang menghangatkan cairan untuk menghasilkan aerosol yang kemudian dihirup oleh pengguna. Vape mungkin atau mungkin tidak mengandung nikotin.
Dalam situs resmi mereka, WHO menyebutkan bahwa walaupun e-cigarettes tidak mengandung tembakau, mereka tetap tidak aman dan tergolong berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru-paru.
Mereka juga menimbulkan efek yang signifikan bagi wanita hamil, seperti kerusakan janin yang sedang tumbuh.
WHO percaya rekomendasi seperti mencegah klaim kesehatan yang belum terbukti tentang rokok elektrik dan membatasi kepentingan komersial mampu membatasi penggunaan produk ini.
Beberapa langkah jitu yang bisa dilakukan untuk berhenti mengonsumsi vape adalah:
Setelah tahu bahaya kesehatan yang mengintai, tentu hal tersebut bisa menjadi alasan yang kuat untuk berhenti. Pertimbangkan juga uang yang bisa disimpan karena tidak perlu lagi membeli rokok elektrik.
Lakukan secara bertahap, sehingga terbiasa dengan pemakaian dalam jumlah sedikit dahulu. Jika sehari kalian bisa menggunakan lima kali, batasi dengan hanya tiga kali, misalnya. Kurangi secara bertahap hingga pada akhirnya kalian bisa berhenti total.
Setelah terbiasa dengan konsumsi yang sedikit tadi, kini saatnya menetapkan tanggal pasti untuk benar-benar berhenti. Tulislah di kalender dan singkirkan semua alat vape di hari tersebut.
Perbaiki mood dengan berolahraga secara rutin. Cukup 30 menit dalam sehari dengan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau bersepeda. Aktivitas ini bisa meningkatkan endorfin. Jadi, suasana hati akan membaik setelah olahraga.
Hal terakhir yang cukup penting adalah mengetahui pemicu. Dengan tahu hal-hal yang memicu kalian untuk kembali ingin merokok elektrik, kalian bisa menghindarinya. Beberapa pemicu misalnya stres, bosan, atau bergaul dengan teman yang sering vaping.
Karena kalian sekarang tahu bahwa rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional, tidak ada alasan untuk tidak berhenti. Untuk info-info menarik lain seputar kesehatan, follow Instagram, Facebook, dan LinkedIn periksa.id. Kalian juga bisa mendapatkan konten menarik di YouTube channel Cerita Periksa.
Berita Terkait
Soho Pancoran, Unit 2102
Jl. Let. Jend. MT. Haryono Kav. 2-3, RT.1/RW.6, Tebet Bar., Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12810
support@periksa.id